Pages

2.12.2012

Kekalahan-Kekalahan Besar Dalam Sepak Bola

Banyak sekali pertandingan sepak bola yang hanya menghasilkan sedikit gol, bahkan ada juga laga di mana tak satu kali pun bola bersarang di gawang. Namun tak jarang juga terjadi pesta gol dalam satu pertandingan.


Satu momen memalukan untuk klub papan atas Belanda, Feyenoord. Tanpa ampun mereka dilibas rivalnya di Eredivisie, PSV Eindhoven sepuluh gol tanpa balas!


Daftar Julukan Kota-Kota di Indonesia

Berikut adalah daftar julukan kota di Indonesia. Perlu diketahui, istilah kota di sini tidak hanya kota otonom (dahulu: kotamadya), namun juga mencakup kota kabupaten.

2.04.2012

100 Pemain Terbaik Sepanjang Sejarah Klub Sepakbola Real Madrid

Zidane menorehkan suara tertinggi. Pencapaiannya di Real Madrid memang fenomenal. Setelah di transfer dari Juventus, Zidane langsung membawa Madrid juara Champions.

2.01.2012

Awal Mula El Clasico dan Bumbu Yang Menjaga Rivalitasnya

El Clasico musim ini adalah duel dua klub yang paling dinanti beberapa bulan ini sejak Jose Mourinho menandatangani kontraknya bersama Real Madrid. Seperti yang kita ketahui selama ini, Mourinho adalah klub yang paling membenci Barcelona FC dan pernah mengatakan terang-terangan tidak akan pernah melatih klub tersebut di sisa karirnya nanti, karena klub Catalan itu adalah musuh abadi baginya. Pernyataan The Special One tersebut seolah menjadi bumbu tersendiri bagi rivalitas abadi kedua klub raksasa Spanyol tersebut. Berikut adalah beberapa sejarah rivalitas dan bumbu yang menyebabkan perseteruan kedua tim El Clasico kian abadi.

Awal Rivalitas


Menurut Phill Ball, penulis dari 'Morbo: The Story of Spanyol Football,' yang lebih suka menyebut rivalitas ini dengan 'Perang Saudara Spanyol', awal perseteruan antara Barca dan Real dimulai sejak awal dekade 30an saat publik Barcelona yang jenuh terhadap kecenderungan sentralisasi kota Madrid di era kediktatoran Franco.Barcelona saat itu seolah ingin membentuk sesuatu yang merupakan reputasi, identitas dan lambang kebanggaan Catalan. Barcelona saat itu lebih memihak kepada oposisi yang hampir mirip rezim fasis, dengan beberapa pemain Barcelona mendaftar pada oposisi tersebut di tahun 1934. Di saat mereka mulai membangun reputasi tersebut, pecahlah rivalitas keduanya tatkala Presiden Barcelona Josep Sunyol dibunuh oleh pasukan pengawal Franco saat mengunjungi Pasukan Republik di bagian utara kota Madrid.

Bumbu-Bumbu Perseteruan

Perseteruan antara dua klub besar Spanyol ini kian meruncing di tahun-tahun berikutnya. Bukan hanya merebutkan gelar juara di berbagai kejuaraan, kedua klub juga acap kali berduel dalam perebutan pemain bintang. Bahkan, kepindahan seorang pemain untuk menyeberang ke klub yang notabene musuh abadi mereka itu dianggap sebagai pengkhianatan. Berikut beberapa momen yang menjadikan rivalitas keduanya kian menguat:

Alfredo Di Stevano, 1950

Di Stefano yang saat itu bermain untuk klub Club Deportivo Los Millonarios dari kota Bogota, Kolombia, merupakan striker yang bersinar di masanya. Baik Barca maupun Madrid berlomba untuk memburu tanda tangan pemain Argentina yang mencetak 90 gol dari 101 laga bersama Millonarios. Keduanya bahkan mengklaim bahwa di Stefano adalah milik mereka sebelum pemain itu pindah dari River Plate ke Millonarios. FIFA pun harus turun tangan untuk menengahinya, dan memutuskan bahwa Barca dan Madrid akan bergantian musim untuk menggunakan jasa pemain itu.

Namun, dengan adanya campur tangan Franco yang mengintervensi Presiden klub Barcelona, Di Stefano akhirnya resmi menjadi milik Real pada tahun 1950. Meski klub itu memberi pernyataan bahwa si pemain secara sukarela memilih mereka. Kebencian Barca kian memuncak kepada Real dan pemain Argentina tersebut, karena Di Stefano mencetak dua gol dalam laga pertamanya melawan Barcelona.

Bernd Schuster, 1989

Schuster merupakan bagian penting dari tim Catalan itu selama kurun waktu 1980 hingga 1988. Ia adalah jendral lapangan tengah Barcelona yang juga menciptakan banyak gol dari kakinya untuk mengantarkan Barcelona menjadi juara La Liga pada musim 1984–85, dua kali juara Piala Liga di musim 1982–83, 1985–86 dan runner up Liga Champions Eropa pada musim 1985–86. Madrid yang kepincut dengannya kemudian membajak pemain asal Jerman ini pada tahun 1989.

Schuster pun berhasil memberi El Real dua kali gelar La Liga (1989,1990) serta gelar Copa del Rey dan Piala Super Spanyol di tahun 1989. Ia kembali ke Madrid untuk menjadi pelatih pada tahun 2007, akan tetapi ia hanya mampu bertahan semusim saja.

Michael Laudrup, 1995

Pemain Denmark ini adalah salah satu dari tiga pemain asing di The Dream Team Barcelona di bawah asuhan Johan Cruijff selain Ronald Koeman dan Hristo Stoichkov. Ia turut andil dalam kesuksesan Barca merebut gelar juara La Liga 4 musim berturut-turut (1991 hingga 1994), dan meraih gelar Liga Champions pada tahun 1991-92. Kegagalan Barca meraih gelar juara Liga Champions di tahun 1994 bisa dibilang karena tanpa adanya Michael di final. Cruijff lebih memilih Romario daripada dirinya untuk memenuhi kuota tiga pemain asing yang diperbolehkan tampil pada saat itu. Barca pun kalah telak 0-4 dari AC Milan di final.

Usai bersitegang dengan Cruijff, Laudrup kemudian memutuskan berkhianat dengan pindah ke seteru abadi mereka, Real Madrid di tahun 1995, yang langsung mengantarkan klub ibu kota Spanyol tersebut meraih juara La Liga di tahun pertamanya. Prestasinya itu membuat namanya abadi dalam sejarah sepak bola Spanyol, ia adalah satu-satunya pemain yang merebut gelar juara La Liga 5 kali berturut-turut dari dua klub yang berbeda.

Luis Enrique, 1996

Entah apa yang ada di benak Enrique yang lebih memilih Barcelona usai melihat kontraknya di Real Madrid tidak akan diperpanjang. Dengan status free transfer ia melenggang dengan santai ke seteru abadi klubnya tersebut. Namun sayang, di tahun pertama kepindahannya, Real yang ia tinggalkan malah menjadi juara La Liga. Ia merupakan satu-satunya pemain yang menorehkan namanya di sejarah indah El Clasico. Enrique merupakan pemain yang mencetak gol di duel ini dari dua klub berbeda, dari 5 golnya di El Clasico, 1 ia sumbangkan untuk Real dan 4 untuk Barcelona.

Luis Figo, 1998

Banyak yang menganggap kepindahan Luis Figo yang kala itu menjadi pangeran Catalan adalah usaha pembalasan Real terhadap aksi Enrique. Pemain Portugal itu juga termasuk penentu sukses Barca meraih gelar Piala Winner dan La Liga pada musim 1996-97, dan tiba-tiba saja ia menandatangani transfernya ke Madrid yang pada saat itu sedang membangun proyek Los Galaticos. Banyak pendukung Blaugrana yang tidak terima dengan pengkhianatan pemain yang mereka favoritkan di Nou Camp selama 5 tahun terakhir tersebut.

Bahkan mereka tetap mendendam dengan pemain yang kemudian membawa Real meraih gelar juara Liga Champions Eropa dan Piala Super Eropa di tahun 2002 tersebut. Saat duel El Clasico di Nou Camp pada tahun 2002, pendukung Barca melemparinya dengan koin dan benda-benda lain karena menganggapnya mata duitan saat ia mengambil eksekusi corner kick, lebih parah lagi pendukung Barcelona memasang kepala Babi di area tendangan sudut.
Mungkin perseteruan kedua tim ini akan menguat jika bintang mereka seperti Lionel Messi atau pun Cristiano Ronaldo berani menyeberang ke lawan mereka. Atau lebih ekstrim lagi jika pelatih mereka baik Mou atau pun Josep Guardiola yang pindah. Mungkin tidak mungkin? Who knows? Bola itu bundar. Salam!

10 Kostum Bola yang Melegenda

10.Juventus, Akhir Abad 19
Kostum ini dipakai Juventus sebagai peringatan 100 tahun berdirinya La Vecchia Signora. Warna merah jambu (pink) dipakai karena warna itulah yang dipakai saat Juve pertama kali berdiri. Untungnya, saat memasukki abad ke-20, kostum hitam-putih mulai dipakai. Jika tidak, mungkin julukan Juventus kini menjadi Colore Rosa (pink) yang jauh lebih feminim.
9. Kroasia, 1996
Pada penampilan perdananya di turnamen besar, Kroasia langsung menggebrak dunia karena berhasil masuk hingga perempat-final Euro 1996 di Inggris. Bermaterikan beberapa pemain bekas tim juara Piala Dunia Yunior 1987, Kroasia hanya kalah dari Jerman, yang akhirnya menjadi juara, di Old Trafford. Kostum kotak-kotak merah-putih juga menjadi inovasi tersendiri dalam kejuaraan itu.
8. Ajax Amsterdam
Bagian vertikal merah di tengah dan diapit oleh putih di masing-masing sisi menjadi ciri khas tersendiri bagi raksasa Belanda ini. Mungkin hanya perubahan sponsor yang memberikan sentuhan berbeda yang tak signifikan untuk jersey yang unik tetapi sederhana ini.
7. Denmark, 1986
Kostum kandang Ajax seperti yang dikenakan Edgar Davids sudah melegenda
Kostum ini mendatangkan cukup banyak kontroversi, serupa seperti kemunculan tim Skandinavia ini. FIFA sempat ikut campur dalam masalah ini, karena bukan hanya baju yang separuh merah dan putih, tetapi juga celana. Akhirnya, celana pun berubah menjadi putih, tetapi prestasi Denmark di Piala Dunia Meksiko 1986 tetap luar biasa dengan mencatat nilai sempurna di babak grup termasuk dari tim kuat Jerman Barat, tetapi akhirnya dibantai Spanyol di 16 besar.
6. Real Madrid, 1960-an
Kejayaan Real Madrid pada era 1960-an di atas lapangan hijau, bukan hanya memberikan inspirasi dari permainan mereka di lapangan, tetapi juga dari kostum tim yang digunakan. Warna putih polos dan tak dirusak oleh motif ataupun logo dicontoh oleh banyak tim, termasuk Leeds United dan kini LA Galaxy.
5. Jorge Campos, 1990-an
Kiper Meksiko ini menjadi satu-satunya peserta individu yang masuk dalam daftar ini. Kiper eksentrik ini dikenal dengan kepiawaiannya di bawah mistar, dan lebih karena kostumnya yang unik. Campos dikenal sering merancang sendiri kostum yang dipakai. Meskipun terkadang aneh dan tak masuk akal sehat, tetapi keberaniannya untuk tampil beda patut diacungi jempol.
Inilah salah satu kostum kebanggaan Jorge Campos yang cenderung bercorak warna-warni
4. Glasgow Celtic, 1967
Selain sukses meraih gelar Liga Champions, Glasgow Celtic juga berhasil mencuri perhatian karena jersey yang digunakan. Celtic pernah menggunakan kostum tanpa nomor punggung! Nomor hanya terdapat di celana, hingga akhirnya UEFA meminta Celtic untuk memasang nomor di punggung mereka.
Garis hijau putih polos yang membawa Celtic juara Liga Champions ini tanpa dilengkapi nomor punggung
3. Belanda (Johan Cruyff), 1974
Masalah sponsor, serupa seperti yang terjadi terhadap pebasket Michael Jordan pada Olimpiade Barcelona 1992, ternyata juga terjadi di dunia sepakbola. Johan Cruyff menolak memakai tiga garis yang menghiasi kostum tim Oranye pada Piala Dunia 1974 karena ia memiliki kontrak pribadi dengan Puma. Sebagai solusi, akhirnya hanya ada dua garis pada kostum Cruyff. Selain itu, Cruyff juga ngotot mengenakan nomor punggung 14, meskipun saat itu Belanda mengatur nomor punggung berdasarkan abjad pemain.
Tampak jelas hanya terdapat dua garis hitam membujur di atas pundak dan lengan Cruyff serta nomor 14 pada celananya
2. Prancis, 1984 dan 1998
Kostum Les Bleus pada Piala Eropa 1984 punya makna tersendiri bagi rakyat Prancis. Saat itu, Michel Platini berhasil membawa Prancis juara Euro 1984. Saat menggelar Piala Dunia 1998, Prancis memutuskan mengenakan kostum serupa seperti yang digunakan Platini pada 1984 dengan harapan Zinedine Zidane dkk. berhasil menjadi juara. Harapan itu terkabul, dan Zidane mengikuti jejak Platini mengangkat piala bergengsi bagi Prancis dengan kostum serupa.
Seragam yang dipakai Zidane saat juara Piala Dunia 1998 ini mirip dengan yang digunakan Michel Platini
1. Indonesia, 1956
Salah satu prestasi terbaik timnas Indonesia antara lain adalah lolos ke Olimpiade Melbourne 1956, dan bahkan sempat menahan imbang tanpa gol Uni Soviet, sebelum akhirnya Uni Soviet berhasil menggilas Indonesia pada partai ulangan dan kemudian berhasil meraih medali emas. Kostum hijau putih konon menjadi salah satu kostum yang digunakan tim Merah Putih saat itu dan kemudian sempat dipakai hingga 1981. Setelah hilang lebih dari dua dasawarsa, unsur hijau kembali hadir untuk kostum Piala Asia 2007. Kostum untuk Piala Asia 2007 itu mendapat sambutan hangat karena pemasaran yang cukup gencar dan dijual bebas, tetapi sayang kemiripan warna itu tidak mencapai keberhasilan yang sama seperti Prancis. Tim PSSI mampu tampil cukup baik pada Piala Asia 2007, tetapi kemudian harus mengakui kehebatan raksasa Asia lain dan setelah itu Garuda kembali meredup.